Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan,
memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber
energy, informasi koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Dapat dikatakan bahwa
EQ adalah kemampuan mendengar suara hati sebagai sumber informasi. Untuk
pemilik EQ yang baik, baginya informasi tidak hanya didapat lewat panca indra
tapi ada sumber lain dari dalam dirinya sendiri yakni suara hati. Bahkan sumber
informasi yang disebut terakhir akan menyaring dan memilah informasi yang
didapat dari panca indra.
Hati adalah sumber keberanian dan
semangat, integritas, dan komitmen. Hati merupakan sumber energy dan perasaan
terdalam yang member dorongan untuk belajar, menciptakan kerja sama, memimpin,
dan melayani. Keharusan memelihara hati agar tidak kotor dan rusak sangat
dianjurkan oleh Islam. Hati yang bersih dan tidak tercemar dapat memancarkan EQ
dengan baik. Diantara hal yang merusak hati dan memperlemah daya kerjanya
adalah dosa. Oleh karena itu, ayat-ayat Al-Quran dan Hadis Rasulullah SAW
banyak bicara tentang kesucian hati. Lihat ayat-ayat berikut ini:
·
Firman-Nya dalam Al-A’raf:179 menyatakan
bahwa orang yang hatinya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya disebabkan
kotor disamakan dengan binatang, bahkan lebih hina lagi.
·
Firman-Nya dalam Al-Hajj:46 menegaskan
bahwa orang yang tidak mengambil pelajaran dari perjalanan hidupnya di muka
bumi adalah orang yang buta hatinya.
·
Firman-Nya dalam Al-Baqarah:74,
menegaskan bahwa orang yang hatinya tidak disinari dengan prtunjuk Allah SWT
diumpamakan lebih keras dari batu.
·
Firman-Nya dalam Fushshilat:5 menyatakan
adanya pengakuan dari orang yang tidak menindahkan petunjuk agama bahwa hati
mereka tertutup dan telinga mereka tersumbat.
Mengacu pada ayat di atas dapat disimpulkan bahwa EQ
berkaitan erat dengan kehidupan keagamaan. Apabila petunjuk agama dijadikan
panduan kehidupan, maka akan berdampak positif terhadap kecerdasan emosi.
Begitu pula sebaliknya.