Penampilan
seseorang secara utuh :
Penampilan
seseorang secra utuh dapat digambarkan dengan suatu symbol yang
berisi tiga lapis. Lapisan yang paling luar menunjukkan kepribadian
yng ditampilkan keseharian (yang juga berisi identitas dan
temperamen), lapisan kedua adalah karakter, dan lapisan yang paling
dalam adalah jati diri. Kepribadian yang kita tampilkan keseharian
sering belum menampilkan karakter kita yang sesungguhnya. Dalam
mengenal karakter seseorang diperlukan waktu yang cukup lama untuk
dapat mengetahuinya. Keterkaitan dari jati diri dan karakter.
Jati Diri :
Untuk
memahami jati diri kita berpegang pada konsep jati diri yang
mendasarkan pada kesadaran tentang esensi keberadaan kita sebagai
seorang manusia.
Jati
diri berasal dari bahasa jawa : Sejatining
diri
yang berarti adalah siapa diri kita sesungguhnya, hakikat atau fitrah
manusia, juga disebut nur ilahi yang berisikan sifat-sifat dasar
manusia yang murni dari Tuhan yang berisikan percikan-percikan sifat
ilahiah dalam bats kemampuan insane yang dibawa sejak lahir. Hal ini
tentuny merupakan potensi yang dapat memancar dan ditumbuhkembangkan
selama persyaratannya dipenuhi. Persyaratan tersebut adalah hati yang
bersih dan sehat. Dan hati adalah tempat berseminya jati diri. Jika
hati kotor dan penuh penyakit, akan terjadi sumbangan sehingga jati
diri tidak dapat memancar apalagi ditumbuhkembangkan (yang
menghasilkan penampilan tidak tulus ikhlas, tidak sungguh-sungguh,
senang semu, dan sebagainya seperti diutarakan dalam bab akar
permasalahan di atas).
Pada
pengembangannya, jati diri merupakan totalitas penampilan atau
kepribadian seseorang yang akan mencerminkan secara utuh pemikiran,
sikap, dan perilakunya. Seorang yang berjati diri bisa menampilkan
siapa dirinya yang sesungguhnya tanpa menggunakan kedok/topeng dan
mampu secara segar dan tegar tampil dengan keadaan yang sebenarnya
sebagai sinergi anatara jati diri, karakter, dan kepribadiannya.
Dengan kata lain, orang yang berjati diri akan mampu memadukan anatar
cipta (olah pikir), karsa (kehendak dan karya), dan rasa(olah hati).
Sementara orang Indonesia sekarang mampu menmpilkan cipta dan
karsanya, sedangkan unsure rasa belum ditampilkan padahal di dalamnya
justru terdapat karakter mupun jati diri seseorang.
Karakter :
Karakter
memang sulit didefinisikan, tetapi lebih mudah dipahami melalui
uraian-uraian (describe) berisikan pengertian. Berikut beberapa
pengertian karakter yang saling isi-mengisi dan memperjelas pemahaman
kita tentang arti karakter.
Karakter
dapat diartikan sebagai kumpulan tata nilai yang mewujud dalam suatu
sistem daya juang yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku.
Menurut
Drs. Hanna Djumhana Bastaman, m.Psi:
Karakter
merupakan aktualisasi potensi dari dalam dan internalisasi
nilai-nilai moral dari luar menjadi bagian kepribadian.
Menurut
H. Soemarno Soedarsono:
Karakter
merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri kita melalui
pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh
lingkungan, dipadukan dengan nilai-nilai dari dalam diri manusia
menjadi semacam nilai intrinsic yang mewujud dalam sistem daya juang
melandasi pemikiran, sikap dan perilaku kita.
Menurut
DR. Nani Nurrachman :
Karakter
adalah sistem daya juang yang menggunakan nilai-nilai moral yang
terpatri dalam diri kita yang melandasi pemikiran, sikap, dan
perilaku.
Menurut
Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab:
Himpunan
pengalaman, pendidikan, dan lain-lain yang menumbuhkan kemampuan di
dalam diri kita, sebagai alat ukir sisi paling dalam hati manusia
yang mewujudkan baik pemikiran, sikap, dan perilaku termasuk akhlak
mulia dan budi pekerti.
Menurut
Prof. Dr. Conny R. Semiawan:
Karakter
adalah keseluruhan kehidupan psikis seseorang hasil interaksi antara
faktor-faktor endogin dan faktor eksogin atau pengalaman seluruh
pengaruh lingkungan.
Pengertian
karakter dalam agama Islam lebih dikenal dengan istilah akhlak.
Seperti yang dikatakan Imam
al-Ghazali:
Akhlak
adalah sifat yang tertanam/menghujam di dalam jiwa dan dengan sifat
itu seseorang akan secara spontan dapat dengan mudah memancarkan
sikap, tindakan, dan perbuatan.
Dari
beberapa pengertian di atas, kita pahami bahwa karakter harus
diwujudkan melalui nilai-nilai morala yang dipatrikan untuk menjadi
semacam nilai intrinsic dalam diri kita dan mewujud dalam suatu
sistem daya juang yang akan melandasi pemikiran sikap dan perilaku
kita. Karakter tentu tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus
kita bentuk, kita tumbuh kembangkan, dan kita bangun secara sadar dan
sengaja.
Keterkaitan
antara jati di, karakter, dan pemikiran serta perilaku sebagai suatu
proses dapat digambarkan sebagai berikut : Berawal dari jati diri
yang merupakan fitrah manusia, yang mengandung sifat-sifat dasar yang
diberikan oleh Tuhan dan merupakan potensi yang dapat memancar dan
ditumbuh kembangkan, jati diri yang merupakan potensi itu diibaratkan
sebagai sebuah batu permata yang belum terbentuk, yang perlu
dipotong, diasah, dan digosok untuk dapat memancar sebagai permata
yang bersinar.
Memotong,
mengasah, dan menggosok adalah wujud dari pembangunan karakter.
Perpaduan antara pengaruh lingkungan yang merupakan internalisasi
nilai-milai moral dari luar dan aktualisasi nilai-nilai dari dalam
(potensi jati diri) akan menghasilkan karakter atau batu permata yang
bersinar secara cemerlang. Karakter inilah yang akan melandasi
pemikiran sikap dan perilaku kita yang dapat menghasilkan tampilnya
perilaku seperti budi pekerti ataupun akhlak mulia maupun penampilan
bermoral yang memiliki daya juang untuk mencapai suatu tujuan yang
mulia.
Dengan
demikian, tampilan-tampilan yang akan dilahirkan bergantung pada
pemilikan karakter seseorang, dimana seorang yang berkarakter berarti
memanfaatkan nilai-nilai moral yang dimiliki dan melalui daya juamg
ditampilkan atau dipancarkan sehingga mampu mewujudkan suatu tindakan
yang nyata. Dari pemahaman ini, seorang yang baik saja belum tentu
berkarakter, tetapi seorang yang berkarakter pastilah orang yang
baik.
(Catatan:
pengertian berkarakter di sini tentunya yang dimaksud adalah karakter
yang kuat, dan baik, sedangkan yang dimaksud dengan yang tidak
berkarakter adalah orang yang berkarakter lemah dan buruk.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar